Kelapa Dan Energi ( Coconut And Energy )
5:19 AM Tuesday, January 13, 2009Kelapa, identik sekali dengan pantai atau pesisir. Bakal di jumpai banyak nyiur disana bila nada semua pergi ke pantai. Kesegaran pohon, angin sepoi, serta panorama yang eksotis menambah nilai plus bila anda berkunjung ke pantai. Begitu dengan kelapa, tanaman sebagai simbol pramuka ini begitu mengesankan disana. Selain menambah keasrian serta keindahan pesisir, kelapa disana juga sangat berguna. Misal, digunakan oleh para penjual minuman sebagai es degan (atau es kelapa hijau) maupun sebagai bahan tambahan makanan seperti sate bumbu kelapa. Wah… pasti mantap sekali, bukan?
Daerah pesisir adalah surga bagi warga kota yang ingin melepas penat bila liburan telah tiba. Begitu pula dengan para nelayan yang ada disana. Pekerjaan primer mereka jauh lebih menguntungkan daripada harus bersusah-susah pergi ke kota untuk mengadu nasib disana. Diantara gampita perekonomian yang melambung tinggi, menjadi seorang nelayan adalah sesuatu hal yang masih bisa di andalkan. Para nelayang sangat antusias untuk hal tersebut. Demi memenuhi kebutuhan hidup dan juga demi untuk negara kita dan konsumsi publik yang harus terturuti. Tapi sayang sekali, jarang sekali dusun-dusun atau perkampungan di dekat pesisir yang mendapat jatah aliran listrik. Sebagian dari mereka masih menggunakan lampu minyak sebagai penerang di kala malam datang. Dan dari survey menunjukkan bahwa krisis listrik di Indonesia sebagaian besar berada pada dusun-dusun daerah pantai. Pada Kabupaten Natuna, misalnya.
Terus, bagaimana cara mengatasi hal tersebut?
Maha Adil Tuhan, pada kenyataannya pohon kelapa yang selama ini bersanding hidup dengan mereka bertahun-tahun ternyata bisa digunakan sebagai tenaga listrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan minyak dari bahan lambang pramuka tersebut mampu menghasilkan daya listrik sebesar 1 megawatt. Betapa luar biasa hal tersebut. Dari daya sebesar itu, listrik tersebut bisa di distribusikan pada kurang lebih 100 rumah dengan kapasitas pemakaian 3 lampu, televisi dan satu atau dua peralatan elektronik lainnya. Hal ini merupakan penemuan hebat pada dewasa ini.
Dalam hubungan ini, seharusnya pemerintah juga turut andil. Agara masalah krisis listrik bagi wilayah pesisir dapat segera teratasi dengan baik. Bukan hanya penggembor-gemboran tentang masalah hemat listik yang sebenarnya malah menjatuhkan PLN sebagai pengelola besarnya.
Bukan hanya hal tersebut, manfaat pohon kelapa yang lainnya juga banyak. Diantaranya adalah sebagai pengganti bahan bakan minya (BBM). Dan jenis kelapa yang di gunakan adalah jenis kelapa sawit. Kelapa sawit tersebut bisa di sulap menjadi biodiesel yang sanggup di manfaatkan dengan mencampur 10% dari keempat jenis BBM. Menteri Negara Riset dan Teknologi, Kusmayanto Kadiman, pada pertemuan di Forum Kelautan Indonesia ( The Indonesia Ocean Forum 2k5 and the 13th PAMS/JECSS Workshop) mengatakan bahwa penerapan tentang pencampuran 10% BBM dengan biodiesel tersebut sangat di mungkinkan dengan ketentuan internasional.
Anggaran Dana Bulanan Negara 2005 mengalokasikan untuk subsidi BBM sebesar Rp90 triliun, dengan perhitungan harga minyak di pasaran dunia 35 dollar AS per-barel. Namun ketidakstabilan harga minyak juga sering membuat “susah” keuangan Negara. Dan oleh karena itu, energi alternative seperti inilah yang kita perlukan sebagai jalan hemat. Dan bila hal tersebut bisa di realisasikan dengan baik, akan mampu menghemat paling sedikit Rp9 triliun per tahun dari subsidi BBM. Lumayan juga, bukan?
Dari hal tersebut bisa di genggam erat bahwa banyak hal yang bisa kita ambil sebagai pengganti minyak ataupun BBM yang saat ini langka untuk di dapatkan. Dan dari tulisan yang saya buat ini, setidaknya bisa menjelaskan bahwa ternyata ada yang bisa kita lakukan untuk Negara kita di tengah gampita perekonomian dunia. Di samping gampang dan efektif, kelapa juga bisa di perbarui dengan mudah. Mau coba?
Sacredly-jaliouz.blogspot.com
sumber 1
sumber 2
Daerah pesisir adalah surga bagi warga kota yang ingin melepas penat bila liburan telah tiba. Begitu pula dengan para nelayan yang ada disana. Pekerjaan primer mereka jauh lebih menguntungkan daripada harus bersusah-susah pergi ke kota untuk mengadu nasib disana. Diantara gampita perekonomian yang melambung tinggi, menjadi seorang nelayan adalah sesuatu hal yang masih bisa di andalkan. Para nelayang sangat antusias untuk hal tersebut. Demi memenuhi kebutuhan hidup dan juga demi untuk negara kita dan konsumsi publik yang harus terturuti. Tapi sayang sekali, jarang sekali dusun-dusun atau perkampungan di dekat pesisir yang mendapat jatah aliran listrik. Sebagian dari mereka masih menggunakan lampu minyak sebagai penerang di kala malam datang. Dan dari survey menunjukkan bahwa krisis listrik di Indonesia sebagaian besar berada pada dusun-dusun daerah pantai. Pada Kabupaten Natuna, misalnya.
Terus, bagaimana cara mengatasi hal tersebut?
Maha Adil Tuhan, pada kenyataannya pohon kelapa yang selama ini bersanding hidup dengan mereka bertahun-tahun ternyata bisa digunakan sebagai tenaga listrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan minyak dari bahan lambang pramuka tersebut mampu menghasilkan daya listrik sebesar 1 megawatt. Betapa luar biasa hal tersebut. Dari daya sebesar itu, listrik tersebut bisa di distribusikan pada kurang lebih 100 rumah dengan kapasitas pemakaian 3 lampu, televisi dan satu atau dua peralatan elektronik lainnya. Hal ini merupakan penemuan hebat pada dewasa ini.
Dalam hubungan ini, seharusnya pemerintah juga turut andil. Agara masalah krisis listrik bagi wilayah pesisir dapat segera teratasi dengan baik. Bukan hanya penggembor-gemboran tentang masalah hemat listik yang sebenarnya malah menjatuhkan PLN sebagai pengelola besarnya.
Bukan hanya hal tersebut, manfaat pohon kelapa yang lainnya juga banyak. Diantaranya adalah sebagai pengganti bahan bakan minya (BBM). Dan jenis kelapa yang di gunakan adalah jenis kelapa sawit. Kelapa sawit tersebut bisa di sulap menjadi biodiesel yang sanggup di manfaatkan dengan mencampur 10% dari keempat jenis BBM. Menteri Negara Riset dan Teknologi, Kusmayanto Kadiman, pada pertemuan di Forum Kelautan Indonesia ( The Indonesia Ocean Forum 2k5 and the 13th PAMS/JECSS Workshop) mengatakan bahwa penerapan tentang pencampuran 10% BBM dengan biodiesel tersebut sangat di mungkinkan dengan ketentuan internasional.
Anggaran Dana Bulanan Negara 2005 mengalokasikan untuk subsidi BBM sebesar Rp90 triliun, dengan perhitungan harga minyak di pasaran dunia 35 dollar AS per-barel. Namun ketidakstabilan harga minyak juga sering membuat “susah” keuangan Negara. Dan oleh karena itu, energi alternative seperti inilah yang kita perlukan sebagai jalan hemat. Dan bila hal tersebut bisa di realisasikan dengan baik, akan mampu menghemat paling sedikit Rp9 triliun per tahun dari subsidi BBM. Lumayan juga, bukan?
Dari hal tersebut bisa di genggam erat bahwa banyak hal yang bisa kita ambil sebagai pengganti minyak ataupun BBM yang saat ini langka untuk di dapatkan. Dan dari tulisan yang saya buat ini, setidaknya bisa menjelaskan bahwa ternyata ada yang bisa kita lakukan untuk Negara kita di tengah gampita perekonomian dunia. Di samping gampang dan efektif, kelapa juga bisa di perbarui dengan mudah. Mau coba?
Sacredly-jaliouz.blogspot.com
sumber 1
sumber 2
Warna hitam yg cukup mendominasi pada halaman blog membuat semua foto yg berwarna menjadi mencolok dan lebih menarik. Teknik penggunaan warna yg bagus. Bravo. Ide tentang harmoni manusia dan alam dengan pemanfaatan minyak dari bahan nabati diuraikan dengan kreatif. Salut. Bila tertarik untuk menambah sedikit wawasan tentang materi terkait, buka juga
http://lemakminyak.blogspot.com
berisi info tentang pengolahan lemak dan minyak dari beberapa bahan, misalnya kelapa/ kopra, kelapa sawit, dll. sampai dengan produk-produknya dan pengujian. Semoga bermanfaat.
Olive Sahara June 11, 2009 at 5:09 AM